← Kembali ke daftar berita
Skrining Lanjutan
SKRINING LANJUTAN KANKER PAYUDARA
Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan dan selanjutnya memerlukan diagnosa konfirmasi. Tujuan dari skrining adalah untuk menurunkan angka morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian. Skrining ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif; dengan demikian akan menurunkan kemungkinan kekambuhan, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup.
- SADANIS
- Dilakukan oleh tenaga kesehatan setiap 1 – 3 tahun sekali (jika memungkinkan, pada usia > 40 tahun.
- Pemeriksaan setiap 1 tahun : Usia > 40 tahun
- Pemeriksaan 2-3 tahun : Usia 20-40 tahun
- Jika anda memiliki salah satu faktor risiko dan usia anda saat ini:
< 40 tahun: lakukan USG payudara 1 tahun sekali
> 40 tahun: lakukan mamografi 1 tahun sekali
- MAMMOGRAFI
Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi.Mamogram adalah gambar hasil mamografi.Untuk memperoleh interpretasi hasil pencitraan yang baik, dibutuhkan dua posisi mamogram dengan proyeksi berbeda 45 derajat (kraniokaudal dan mediolateralobligue). Mamografi dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis kanker payudara, dan follow up / kontrol dalam pengobatan. Mammografi dikerjakan pada wanita usia diatas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat maka hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun.
Skrining :
- Usia 40-44 tahun : Sebaiknya setiap tahun
- Usia 45-54 tahun : 1 tahun sekali
- Usia > 55 tahun : 1-2 tahun sekali
Pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10 dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan akan memberi hasil yang optimal. Untuk standarisasi penilaian dan pelaporan hasil mamografi digunakan BIRADS yang dikembangkan oleh American College of Radiology.
BIRADS 0 : Incomplete (tidak memerlukan pemeriksaan lanjutan)
BIRADS 1 : negatif atau tidak didapatkan adanya massa
BJRADS 2 : Jinak (kemungkinan keganasan 0%)
BIRADS 3 : kemungkinan Jinak (Kemungkinan keganasan < 2%)
BIRADS 4 : curiga keganasan
BIRADS 5 : kecurigaan keganasan tinggi (95% kemungkinan keganasan)
BIRADS 6 : Perlu melakukan biopsi untuk membuktikan keganasan
Tanda primer berupa:
- Densitas yang meninggi pada tumor
- Batas tumor yang tidak teratur oleh karena adanya proses infiltrasi ke jaringan sekitarnya atau batas yang tidak jelas (komet sign).
- Gambaran translusen di sekitar tumor
- Gambaran stelata.
- Adanya mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan
- Ukuran klinis tumor lebih besar dari radiologis.
Tanda sekunder :
- Retraksi kulit atau penebalan kulit
- Bertambahnya vaskularisasi
- Perubahan posisi putting
- Kelenjar getah bening aksila (+)
- Keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur
- Kepadatan jaringan sub areolar yang berbentuk utas.
- ULTRASONOGRAFI PAYUDARA
Salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik. Merupakan pilihan pemeriksaan pada usia muda. Jika dilakukan bersama dengan mammografi, meningkatkan akurasi sebesar 7,4%. Menurut panduan NCCN, USG Payudara lebih dipilih sebagai alat diagnostik jika benjolan payudara teraba pada pasien berusia < 40 tahun, terutama jika < 30 tahun.
Gambaran USG pada benjolan yang harus dicurigai ganas di antaranya:
- Permukaan tidak rata
- Taller than wider
- Tepi hiperekoik
- Echo interna heterogen
- Vaskularisasi meningkat, tidak beraturan dan masuk ke dalam tumor membentuk sudut 90 derajat.
- MRI PAYUDARA
Dillakukan tiap tahun pada :
- Usia > 40 tahun atau > 25 tahun pada individu dengan riwayat kanker dalam keluarga
- Risiko > 20-25% atau lebih
- Mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
- Memiliki riwayat keluarga dengan mutasi gen BRCA1 atau BRCA2
- Riwayat terapi radiasi di dada saat berusia 10-30 tahun
- Memiliki riwayat keluarga dengan sindrom Li-Fraumeni, sindrom Cowden atau sindrom Bannayan-Riley-Ruvalcaba
Sumber :
- Komite Penanggulangan Kanker Nasional 2014. Kanker Payudara.
- Breast cancer screening and diagnosis. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology, Version .1. 2021.
- The Royal Australian College of general Practitioners (RACGP). Bab 15: Prevention and early detection of breast cancer. Diunduh dari: https://www.racgp.org.au/clinical-resources/clinical-guidelines/key-racgp-guidelines/view-all-racgp-guidelines/national-guide/chapter-15-prevention-and-early-detection-of-cance/prevention-and-early-detection-of-breast-cancer
- WHO Position Paper onMammography Screening. Summary of Recommendation, Diunduh dari: https://paho.org/hq/dmdocuments/2015/WHO-ENG-Mammography-Factsheet.pdf
- Gagnon J, Levesque E, et al. The Clicnical Advisory Commitee on Breast Cance Screening and Prevention. Recommendation on breast cancer screening and prevention in the context of implementing risk stratification: impending changes to current policies. Current Oncology 2016; 23: e615-e625.
- Lee A, Mavaddat N, Wilcox AN, et al. BOADICEA: a comprehensive breast cancer risk prediction model incorporating genetic and nongenetic risk factors. Genetics in Medicine 2019; 21: 1708-1718.
- Pashayan N, Antoniou AC, Ivanus U, et al. Personalized early detection and prevention of breast cancer: ENVISION consensus statement. Nature Reviewes Clinical Oncology 2020l 17: 687-705.